Jumat, 07 November 2014

Biografi singkat Ali bin Abi Thalib


Biografi Singkat Ali bin Abu Thalib


 



         Berikut ini adalah resensi atau ulasan buku Kejeniusan Ali Bin Abu Thalib karya Abbas Mahmud Al Aqqad. Ali Bin Abu Thalib adalah pribadi yang berani mewakili sisi maskulin dan penyayang mewakili sisi femininJamaliyah dan Jalaliyah. Beliau pula yang menjadi pelopor dalam ilmu tasawuf, syariat, dan akhlak, selain Nabi Muhammad Saw., tentunya. Beliau adalah sepupuh serta menantu kesayangan Nabi Muhammad saw. Kasih sayang Nabi terhadap Ali sama halnya dengan kasih sayang seorang ayah terhadap anak. Ali pula yang merupakan kanak-kanak pertama yang masuk islam. Yaitu pada usianya yang ke 10 tahun. Mari kita lanjut biografi singkat Ali Bin Abu Thalib!

Karakteristik Fisik Ali Bin Abu Thalib
       Ali merupakan keturunan murni keluarga Hasyimi. Diantara sifat-sifat keturunannya adalah berperilaku mulia, berani, dan cerdas. Postur tubuhnyapun mirip dengan para leluhurnya. Dari segi fisik Ali memiliki badan yang besar dan kuat, memiliki janggut yang lebat, kepalanya botak, kulitnya agak berwarna gelap, sebagian para musuhnya menganggap bahwa ia adalah pelawak padahal ia hanya senang bergurau. Parasnya gagah menginjak remaja hingga berusia 60 tahun. Ali adalah anak terakhir dari empat bersaudara dan berjarak 10 tahun dengan saudaranya yang lain. Dari masa mudanya saja Ali berani melawan musuh-musuhnya untuk bertempur di jalan Allah Swt. sehingga sedikit yang berani untuk melawannya dalam peperangan.

Kepribadian Ali Bin Abu Thalib
          Bani Hasyim sangat menjunjung tinggi etika ksatria, termasuk Ali. Fitrah tersebut kemudian berfungsi untuk menjaga kehormatan diri yang mencegahnya untuk membuat hal-hal yang memalukan. Dalam melawan musuhnya, Ali tidak membunuhnya secara langsung, walaupun ada kesempatan di tangannya. Karena beliau ingin mengalahkan musuhnya secara terhormat. Ia juga tetap membiarkan musuh-musuhnya menikmati air yang jelas-jelas air tersebut telah menjadi daerah kekuasaannya. Selain itu, Ali memperkokoh sifat kesatriannya dengan mempelajari agama.

Keislaman Ali Bin Abu Thalib
              Ali dilahirkan di Ka’bah. Allah Swt. memuliakannya dan menjauhkannya dari penyembahan berhala. Beliau dilahirkan benar-benar sebagai seorang muslim. Beliau dididik di dalam rumah islamiyah dengan mengikuti ibadah shalat Nabi Saw.dirumah. Hubungannya dengan Nabi Saw. selain sebagai ikatan kekeluargaan yang sangat dekat tetapi juga ikatan keislaman yang berideologi Tauhid. Berbagai pendapat mengemuka mengenai umur saat Ali masuk Islam. Namun pendapat paling banyak adalah ketika beliau berumur 10 tahun. Faktor penyebab Ali memilih Islam adalah bukan karena ikatan kekeluargaan terhadap Nabi Saw. melainkan faktor kebaikan budi dan kasih sayang Nabi Saw. terhadapnya.

Pemerintahan Ali Bin Abu Thalib
           Imam Ali dilantik menjadi khalifah ketika khalifah Utsman bin Affan meninggal. Dalam masa pemerintahannya, terdapat hal yang tidak pernah terjadi pada khalifah sebelumnya. Pada saat itu, umat terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama mendukung pemerintahan Ali bin Abu Thalib dan kelompok kedua adalah kelompok yang tidak mengikuti Ali dan hendak melakukan reformasi yang dipimpin oleh Muawiyah bin Abu Sofyan. Muawiyah melakukan segala cara untuk mendapatkan dukungan atas kekuasaan. Suatu waktu, seorang umat pernah bertanya kepada Ali bin Abu Thalib; “ Mengapa pemerintahanmu tidak sebaik pemerintahan mertua sekaligus sepupuhmu, Nabi Muhammad Saw. Dijawab oleh Ali Bin Abu Thalib; “Karena Nabi Muhammad Saw. memimpin umat seperti saya. Sementara saya memimpin umat seperti Anda.”

Keluarga Ali Bin Abu Thalib
             Kehidupan Ali ditengah keluarganya adalah kehidupan yang sederhana. Yang dimana terkadang ia memakan roti yang telah kering. Bahkan terkadang pula kain bajunya tidak cukup untuk menutup tubuhnya yang kedinginan. Imam Ali sangat senang dikelilingi oleh anak-anaknya. Beliau juga sangat suka dengan anak kecil. Imam Ali sangat lihai dalam menerapkan kasih sayangnya kepada anak-anak kecil. Yang paling disukainya adalah bercanda dengan anak kecil. Imam Ali berkata adalah ada hak bapak terhadap anaknya dan ada hak anak terhadap bapaknya. Hak bapak terhadap anaknya adalah memberikan nama yang baik terhadapnya, mengajarkan akhlak, dan mengajarkan Al-Quran. Salah satunya adalah pemberian nama kepada anaknya yaitu Ahmad, Hasan, Husein. Sedangkan hak anak terhadap bapaknya adalah mentaatinya dalam setiap perkara terkecuali maksiat kepada AllahSwt.